Skip to main content

Annapurna Basecamp Series: Drama Pertama Menuju Tanah Dewa-Dewa Himalaya

6 Cara Realistis Mengunjungi Nepal: Mewujudkan Mimpi Bertemu Annapurna, Himalaya

seadanya, agar tak dibilang hoax

Kamu punya mimpi?
Pengen jadi kaya?
Pengen kebebasan finansial?

KERJA ANJIR! USAHA!

Kalau ikut MLM yang jadi kaya mah leader-leadernya doang. Kamu baru join mah bakal dapet ampas sama apesnya doang. Udah deh, get over with it. Get over with your ex, too. They're just not worth to think of. 

Masya Allah, kalau preman ada istilah senggol bacok, kalau gua kenapa jadi senggol curcol. Huhu.

Jadi, saking banyaknya oleh-oleh (cerita) dari Nepal, gua bingung mulai dari mana. Akhirnya malah bengong seminggu. Bengong kenapa gua udah di kosan lagi, kenapa udah ngantor lagi, kenapa udah ketemu Jakarta beserta polemiknya lagi, dan kenapa dua ikan komet kembar gua gak mati-mati juga. Padahal ditinggal dua minggu gak dikasi makan. Why oh why?!

Maka dari itu, gua memutuskan untuk memulai dari hal paling berguna yang bisa gua bagikan kepada kamu, yaitu, bagaimana caranya ke Nepal? 

Yang realistis aja ya, gak perlu pake ikut kuis banyak-banyakan likes di facebook/instagram. Atau ikutan blog competition tapi lawannya blogger ngehits semua, yang udah jelas pasti kalah. Atau nunggu jadi selebgram dulu trus diundang sama pemerintah Nepal. Keburu semua orang jadi selebgram juga gak bakal diundang-undang, wk.


Trus apa aja sih, caranya? Simak ya!

1. BELI TIKET JAKARTA - NEPAL (KATHMANDU) - PP. 
Cara pertama ini yang akan memaksa mau gak mau mengangkat pantat kamu dari kursi malas kantor atau zona nyaman yang membelenggu. Dengan membeli tiket pulang pergi Jakarta - Kathmandu, kamu gak akan bisa berkutik lagi. 

Like, i have to go, i have a golden ticket!

Sedikit tip dari gua, belilah tiket advance alias jauh-jauh hari. Dari pengalaman, gua beli di bulan Januari 2017 akhir buat terbang di bulan April 2017. Dengan menyesuaikan tanggal berangkat dan pergi, gua bisa mendapatkan harga tiket yang nayamul pisan, cuma sekitar Rp2.900.000, pulang pergi. Artinya, beli sekitar tiga bulanan sebelumnya, harusnya jauh lebih murah. Karena, saat temen-temen gua dadakan mau beli harga sekali jalan bisa nyampe 3x lipat dari harga tiket pp gua itu.

Tapi resikonya, semakin murah, semakin lama nunggu waktu transit di Kuala Lumpur. 

Kalau gua, waktu berangkat ke Kathmandu harus transit selama 8 jam di Kuala Lumpur, yang mana gua bisa keluar dulu numpang pipis di negara tetangga, terus balik bandara KLIA lagi. Balik dari Kathmandu juga semestinya transit 6 jam di KLIA, tapi karena sampenya subuh ya ngampar aja bobo cantik di korsi ruang tunggu. 

Etapi kalau kamu rich kid, bisa numpang nunggu di Executive Lounge KLIA seharga 150-500RM tergantung durasi nunggunya. Kalau gua sih sayang, mending duitnya buat beli hape baru atau beramal, lumayan dapat pahala. Wk. 

Oiya, gua terbang dengan Malindo Air which is sodaranya Lion Air, yang ternyata punya pelayanan jauh banget dari Lion Air. Kita dikasi makan gratis dari Kuala Lumpur ke Kathmandu vice versa, since perjalanan di udara mencapai 4.5 jam. Dari Jakarta - Kuala Lumpur dapet snack gemes, lumayan buat ganjel selama 2 jam.


2. PERSIAPKAN CUTI
Whatever it takes, you should get your day off sesuai dengan jadwal keberangkatan dan pulang dari tiket pesawat yang udah dibeli. Maka dari itu, sebaiknya mintalah cuti dari jauh-jauh hari. Bilang aja selewatan ke boss kalau kamu mau pergi ke Nepal, entah buat naik gunung atau gak, kamu perlu berapa hari cuti. Meski masih belum bisa mastiin tanggalnya, begitu dapet tanggalnya, langsung deh minta form cuti.

Eh, ini hanya berlaku buat yang kerja kantoran ya. Kalau buat pengusaha atau mahasiswa atau soon-to-be-pengangguran banyak duit mah, gak perlu beginian.

Spoiler:
Pendakian Annapurna lewat jalur gua (akan gua ceritakan di postingan selanjutnya) bisa makan waktu 10 hari (kalau agak santai) start dari Kathmandu, plus 2 hari tambahan buat PP Jakarta - Nepal. Kalau pendakian Annapurna pada umumnya, memerlukan waktu 5-7 hari saja, di luar tambahan hari perjalanan Jakarta - Nepal.

3. NABUNG
Kamu udah dapat tiket murah Jakarta - Nepal PP? Cuti juga udah aman?

Nah, sekarang tinggal bayarnya. Kalau punya duit, tinggal cus bayar. Kalau gak punya, pakai dulu Kartu Kredit buat bayar, bisa cicilan juga deh kayaknya. Kalau gak punya juga, bisa pinjem temen dulu, tapi inget bayar. Intinya, amankan dulu itu tiket pp.

Setelah itu, menabunglah. Karena uang tidak tiba-tiba jatuh dari langit seperti salju. Karena pergi ke luar negeri itu gak sesepele traveling ke Cikole atau Cimahi. You need money. Period. Bahkan ke Cimahi pun butuh uang sih. Nah, here is the list berapa rupiah yang kamu butuhkan:

Need*
Rp
$/Rs/Myr
Ket*
Taksi/uber ke bandara Soetta PP
Rp400.000

Masing2 200rb-an
Jajan/makan pas transit di KL
Rp200.000
60Myr
1Myr*Rp3500
Visa On Arrival Nepal
Rp340.000
25US$
1US$*Rp13500
Taksi bandara Tribhuvan ke Thamel (hotel) PP
Rp270.000
2000Rs
100Rs*Rp13500
Hotel Thamel
Rp135.000
1000Rs
Booking dulu di booking.com, bisa
cari yang termurah, tanpa bayar dulu
Tourist Bus Kathmandu-Pokhara PP
Rp216.000
1600Rs
Harga dari 600-1500Rs sekali jalan, kalau bis lokal lebih murah tapi sumpek
Hotel Pokhara 2 malam (sebelum dan setelah mendaki)
Rp270.000
2000Rs
Booking dulu di booking.com, bisa
cari yang termurah
TIMS dan ACAP
Rp540.000
4000Rs
Permit mendaki, masing-masing 2000Rs, akan gua jelasin di postingan berikutnya
Taksi Pokhara – Naya Pul PP
Rp675.000
50US$
Atau bisa naik bis local dan jeep, harga dimulai dari 300-1000Rs
Konsumsi per hari di gunung
*Dikali 10 hari
Rp2.050.000
15.000Rs
Bisa lebih irit atau lebih boros, terserah kamu, sehari manusia normal rata-rata menghabiskan 1500Rs
TOTAL
Rp5.096.000

*Belum termasuk jajan, oleh-oleh, dan lain-lain yang bisa disesuaikan.
*Termasuk pengeluaran yang hedon, karena gua itung maksimalnya

Nah, tabel di atas memang belum paripurna, karena hanya hitungan kasar dengan harga maksimal. Jadi, masih bisa jauh lebih murah dari budget itu. Kalau budget gua pribadi, nanti akan ada di postingan terkhusus itinerary.

Buat gambaran, dengan total uang yang dibutuhkan di tabel dan tiket pesawat PP, serta dana mendesak dan lain-lain, anggaplah kamu butuh Rp10 juta, biar lega. Nah, saatnya menabung!

Kalau waktumu masih panjang, misal setahunan, coba pakai tabungan berjangka. It works, at least for me. Kalau waktumu mepet, misal cuma 3 bulan kayak gua, coba cari pekerjaan sampingan, sering-sering puasa, kurangin jajan dan nongkrong, niscaya tercapai budget yang diinginkan.

Head to toe by: Consina
4. PERSIAPKAN PERALATAN
Karena gua mau mendaki gunung (baca: Annapurna), so tentu saja yang gua butuhkan adalah peralatan mendaki gunung yang memadai. Dalam artian, cukup buat selama gua hidup di sana. Gak berlebihan, gak kurang. 

Because you know, naik gunung lebih dari 5 hari dengan kondisi alam yang berbeda dari Indonesia artinya bawa barang bawaan kebanyakan ya PR banget, bawa barang yang kurang dan salah, ya nyusahin diri sendiri.

Gak selengkap peralatan mendaki gunung yang pernah gua tulis, paling gak, ini barang wajib yang harus dibawa:
+ Sleeping bag: usahakan yang bisa di bawah 0 derajat atau minimal 5 derajat. Consina seri extreme comfort lite nayamul lho! Tapi geda pisan!
+ Sepatu trekking: gunakan yang nyaman di kaki. Ingat, yang nyaman. Karena jalan lebih dari 5 hari pakai sepatu gak nyaman itu neraka dunia.
+ Baju dan celana: secukupnya aja, kalau bisa beberapa dry fit. Jadi pakai baju sama setiap hari gak masalah, dan punya baju kering khusus buat tidur. Serta cari celana pendek/panjang yang dry-fit dan waterproof. Berguna!
+ Jaket: down jacket atau jaket wind and waterproof. Kalau bisa keduanya. Satu buat pemakaian saat hujan badai dan salju, satu buat pemakaian saat tidur.
+ Sendal jepit: ini penting, kalau lagi break atau di kota, jangan sepatuan
+ Sarung tangan: cari yang bisa sampai minus derajat, asli, gua pakai yang bisa minus aja beku ini tangan
+ Trekking pole: kebanyakan sih bawa dua, bisa juga beli di Pokhara, tapi satu juga enaf.
+ Kamera: plis deh hari gini, gak ada foto dibilang hoax, foto kebagusan ditanya, ini foto di studio mana? Kok bagus? *nenggak abotil
+ Botol minum: PENTING! I'll tell you next post.
+ Accessory: Buff, kupluk, powerbank, converter colokan (mostly colokan listrik di Nepal berkaki 3), tas kecil cadangan, dll dkk.
+ Keril: ya masa bawa-bawa barang pake kantong kresek

Selengkapnya bakal gua tulis di itinerary aja ya. Ini biar gambaran kasar aja, mostly udah semua sih gua sebutkan. Anyway, usahakan semua benda-benda tadi bisa masuk ke keril kecil ukuran maksimal 50 L seperti Consina Stronghold, karena percayalah, kalau kamu gak pake porter lokal, ukuran segini aja udah bisa bikin pundak kamu terasa patah-patah.

5. PERSIAPKAN FISIK DAN MENTAL
Gua, pada umumnya, selalu mempersiapkan fisik saat hendak mendaki gunung. Semakin gede, seram, tinggi, jauh, semakin lama durasi gua prepare. Dulu waktu mampir ke Gunung Latimojong, Sulawesi aja gua lari gila-gilaan, work out, selama kurang lebih dua bulan.

Apalagi mendaki Annapurna begini, sejak tiket udah di tangan gua langsung mendadak rajin bangun pagi. Lari minimal setengah jam per hari, work out minimal sejam per hari, sampai menghajar multivitamin. Demi badan yang setrong dan fit saat hari H tiba. 

Tapi... jangan kebablasan juga, soalnya gua malah justru jatuh sakit di tengah perjuangan gua. Kecapean. Huft.

Soal mental, jujur aja, Nepal adalah negara keempat yang gua datangin setelah Malaysia, Singapura, Thailand. So, gua merasa agak grogi. Selain itu, negara ini pun turun salju. Cuma di gunungnya deng, tapi udah pasti dinginnya jauh lebih dingin dari Bandung. Gua bener-bener mempersiapkan semampu gua dan overcome my fear.

So, you have to do it too.



6. PELAJARI BERBAGAI HAL TENTANG NEPAL
Nepal punya hal-hal istimewa yang berbeda dari negara lain. Salah satunya, NPR/Rs alias Nepal Rupee (mata uang Nepal), ternyata gak bisa ditukarkan di Indonesia. Gak available. Di negara mana pun. Hanya ada di Nepal. 

Artinya, maneh harus nuker uang ke USD dulu, baru nuker NPR nanti saat tiba di bandara Tribhuvan, Kathmandu. Mending nuker NPR di bandara Tribhuvan seadanya, lalu nuker di money changer Prabhu bank or else, rate biasanya gak terlalu jauh, tapi lebih dihargai.

Lalu, Nepal punya wc jongkok berbentuk kotak. Orang Indonesia mirip orang Nepal, jadi kamu bakal sering disangka orang lokal. Hati-hati scam, meski mereka udah punya fixed rate buat taxi dan semacamnya. Bisa jadi kamu gak akan doyan makanan Nepal yang mirip makanan India, dan sebagainya.

Pelajari. Ada google yang bisa menjawab semua pertanyaan kecuali soal dimana jodohmu. You can just learn. 

***

Nah, itu semua yang bisa gua bagi kepadamu soal seluk beluk menuju Nepal, khususnya buat yang mau mendaki Annapurna. Tapi kalau kamu cuma ingin main-main doang ke Pokhara dan Kathmandu, sama aja sih caranya. Bedanya hanya di persiapan fisik dan peralatan aja.

Anyway. Ini baru pembukaan dari series Pendakian Annapurna. So, stay tune gengs!

Ps:
Terima kasih buat kamu semua yang selalu setia menanti tulisan baru di blog #Jalanpendaki ini. Luv

Comments

Popular posts from this blog

Larangan Saat Mendaki Gunung

Larangan saat Mendaki Gunung – “Leave nothing but footprints, take nothing but picture, and kill nothing but time“. Pernah dengar pepatah itu? Bagi kamu yang anak pecinta alam, atau yang udah sering mendaki, pasti tahu lah kalimat yang sering dijadikan aturan tak tertulis para penggiat alam bebas di seluruh dunia tersebut. Kalo diartikan ke bahasa Indonesia kurang lebih begini lah, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak, jangan mengambil apapun kecuali gambar/foto, dan jangan membunuh apapun kecuali waktu. Ya kalimat itu berisi larangan-larangan yang harus kita terapkan saat berkegiatan di alam bebas, tak terkecuali mendaki gunung.

Annapurna Basecamp Series: Drama Pertama Menuju Tanah Dewa-Dewa Himalaya

"Gengs. Whatever it takes, mau kalian jadi atau gak, gua akan berangkat sendiri." "Wah, lu gila bang!" *** Semua berawal dari kegalauan. Oh, well, i should admit it.  Setelah sebuah kejadian life-changing-moment besar di pertengahan tahun lalu, kehidupan gua yang damai bak diserang negara api. Sayangnya gua bukan avatar, hingga membuatnya berantakan hanya dalam waktu satu bulan. Karena gua termasuk orang yang menjadikan kegalauan sebagai alasan buat naik gunung, so, yang langsung dipikirin adalah i need to go up there supersoon. Wherever. Whenever. Sejak saat itu gue bepergian tanpa kenal lelah setiap bulan, kayak ke Gunung Agung, Gunung Batur, Gunung Gede (lagi), curug sana-sini, pokoknya sejauh kaki gua mampu melangkah. Sejauh duit gua mampu membayar. Yakali minta dibayarin Raja Arab! Good thing, Di setiap perjalanan, gua menemukan satu per satu alasan untuk mengakhiri keterpurukan gua. Sahabat-sahabat baru yang bacot, tr

Tempat Wisata Di Jogja

Tempat Wisata Di Jogja – Ini dia daftar tempat wisata di Jogja terbaru yang paling bagus dan hits. Dari mulai wisata alam, pantai, kuliner enak, waterpark, wahana bermain anak, hingga tempat nongkrong ada semua disini. Beberapa diantaranya merupakan objek wisata baru yang jarang dikunjungi atau belum terjamah. Bahasa “kerennya” masih virgin atau perawan.