Halo!
Udah lama yah gak ketemu aku yang bawel? Pasti kangen ea?
*geli sendiri nulis ea alih-alih ya*
But, here i am.
Gua kembali lagi dengan ceria pengen cerita soal Gunung Hawu, bukan gunung halu, another one day hiking ala-ala semacam Gunung Munara dan Gunung Batu Jonggol yang super populer pada masanya itu. Kali ini, gua ditemani oleh dua jajaka langsing yang berdomisili di Bandung. Ardhi dan Ipan, sayap kanan dan kiri yang siap membuat foto dan video gua lebih cetar dari biasanya. Maklum, Ardhi sorang fotografer dan videografer handal, sementara Ipan bisa diandalkan buat motret sana-sini.
Gua? Sesekali jadi model aja boleh kan?
Kali aja ada agensi model papan atas yang ngehire gua buat jadi cover depan majalah Bunda. Kan lumayan.
Anyway, kenapa majalah Bunda sik???
Anyway, kenapa majalah Bunda sik???
"Eh ini bukan sih jalannya?" tanya Ardhi ke gua.
Tentu saja gua jawab, "Mana gua tahu... kayaknya sih ini..."
Sebenarnya, main-main ke Gunung Hawu ini akibat dari ke-halu-an tiga anak muda, terutama gua, yang pengen menghabiskan suatu weekend dengan sedikit petualangan tanpa perlu nginep. You know, musim hujan bikin semua orang (atau cuma gua doang) mager menggunung. Meskipun kaki gatelnya minta ampun, dan gunungnya toh lagi pada tutup semua.
Akhirnya, dengan sotoy kami memutuskan main aja ke Padalarang, tepatnya Citatah. Ada Tebing Citatah 125 yang terkenal banget itu.
Setelah kontakan sama IG: extremist_provider, tour operator buat panjat tebing di Citatah, kami diarahkan langsung menuju lokasi.
Sialnya, Bandung kala weekend itu nyari sewaan mobil sama sulitnya dengan nyari jodoh di akhir zaman kayak gini. Begitu suka, dianya gak suka, pas dapet yang sama-sama suka, eh dianya selingkuh cari yang mau bayar lebih. Ck. Dasar rental mobil!
"Yaudah deh, cobain sewa Uber atau Grab..."
Setelah struggling sana-sini, cobalah kami nyari sewaan Uber/Grab, meski ketar-ketir ngeri ongkos Bandung-Padalarang jauh lebih tinggi dari macarin cewe high maintenance, akhirnya di-klik juga.
EH KOK TERNYATA CUMA GOCAP! Yaudah cuss.
"A, kok belum sampe juga? Team saya udah nungguin dari tadi lho di tebing..." ujar Kang Tatan di ujung telepon sana.
"Lho, masa sih kang? Ini kami udah di gunung-gunung gitu tapi kayak sepi..." jawab gua mulai panik. Tapi gak sepanik cowo kegep selingkuh.
"Ini akang emang dimana?" tanya Kang Tatan.
"Ini lho kang, ada lapangan luas gitu, terus kayak ada pabrik-pabrik, trus kayaknya sih ada dua tebing gitu kang...."
"Yaudah coba kirimin aja fotonya ke saya.." saran Kang Tatan sembari menyudahi pembicaraan di tengah teriknya siang.
Namanya juga gunung kapur kali ya, jadi panasnya minta ampun. Matahari semacam beranak-pinak di atas kepala.
"Demi apa kita nyasar?" seru gua.
"Hah? Nyasar gimana?" Ardhi dan Ipan mulai panik.
Yawla. Gak nyangka. Ternyata setelah ngeshare foto, bener juga lah ketakutan kami sedari tadi. Udah jalan sejam lebih di tengah panas jahanam siang bolong, ternyata jalur yang kami lewati adalah jalur menuju Gunung Hawu. Sebuah gunung gemes yang punya pemandangan lumayan kece di pinggiran Padalarang.
Gunung Hawu punya batu-batu raksasa yang jadi pemandangan utama di puncaknya. Pas googling, gua nemu banyak banget orang-orang yang hammocking di antara dua tebing. Bukan diantara dua hati ya.
Meski panas banget, tapi ternyata pemandangan Gunung Hawu dari puncak itu adem banget lho bro-sist. Ada sawah-sawah berterasering, anak sungai yang membelah bumi, sampai pepohonan hijau hutan-hutan kecil. Bikin mata seger setelah seminggu full berkutat ngeliat microsoft excel di laptop. Kayaknya saik juga sih kapan-kapan bikin glamcamp dimari. Atau ngecamp ala kadarnya juga leh.
"Trus dari sini kita kemana kang?" tanya gua setelah nelpon Kang Tatan lagi.
"Jadi nanti aa ikutin jalan aja sampai puncaknya Gunung Hawu, terus tunggu aja di Puncak. Nanti team saya jemput." jawab Kang Tatan.
"Lho, emang tebing citatahnya di sebelah mana kang?"
"Di baliknya Gunung Hawu, dari situ, muncak Hawu, terus turun lagi, baru sampe Citatah."
DEMI APA??
Fix, Gunung Hawu bikin Halu!
End.
Ps:
Cerita ini adalah cerita pembuka seri Tebing Citatah 125. Bakal ada vlog-nya juga. So, maap-maap kata ye kalau pendek banget kayak fiksi mini.
Anyway, buku #JalanPendaki sudah bisa kamu dapatkan di toko-toko buku terdekat lho! Kalau masih susah dapetin juga, langsung kontak aja ke instagram gua (@acentris), yes!
Comments
Post a Comment