Skip to main content

Annapurna Basecamp Series: Drama Pertama Menuju Tanah Dewa-Dewa Himalaya

Ancaman Mematikan Yang Diabaikan Pendaki


Orens Adventure


Ancaman Bahaya Mendaki Gunung - Semua orang paham dan sadar jika aktivitas luar ruangan seperti mendaki gunung punya beragam resiko bahaya, bahkan bisa sampai merenggut nyawa. Banyak contoh cerita kematian yang sering terjadi pada beberapa pendaki saat sedang asyik beraktivitas di alam bebas.

Berbagai faktor menjadi penyebab kematian mereka, ada yang jatuh dari tebing tinggi, ada yang terkena serangan hipotermia, atau yang terbaru karena kecelakaan tertimpa batu besar di jalur pendakian. 

Kejadian tersebut semestinya harus menjadi alarm bahaya agar kita lebih waspada dan kemudian belajar untuk menghindari kejadian-kejadian serupa. Sayang, pada kenyataannya masih ada saja pendaki-pendaki yang sering mengabaikan resiko-resiko bahaya tersebut. Agar kamu lebih waspada, berikut ini, saya rangkum 4 resiko bahaya mematikan yang sering diabaikan para pendaki:

1. Longsoran Batu dan Pohon Tumbang

Di salah satu jalur pendakian Gunung Ciremai, saya pernah mendengar cerita kejadian mengerikan tentang kematian pendaki yang tertimpa pohon tumbang saat sedang beristirahat di sekitar jalur pendakian.

Sementara beberapa waktu lalu, media kita diramaikan dengan berita kematian seorang pendaki wanita yang tertimpa longsoran batu saat sedang melakukan pendakian menuju Mahameru. Dari 2 cerita tersebut, bisa diambil pelajaran bahwa pohon tumbang dan longsoran batu bisa jadi ancaman yang sangat mematikan, yang sewaktu-waktu bisa merenggut nyawa kita dalam pendakian.

Kecelakaan seperti ini memang sulit untuk dihindari, mengingat tak ada seorang pun yang tahu persis kapan sebuah batu besar akan menimbulkan sebuah longsoran mematikan, dan tak ada yang tahu juga kapan sebuah pohon besar akan tumbang. 

Hal yang mungkin bisa kita lakukan hanya dengan berusaha untuk lebih waspada dan lebih peka memperhatikan lingkungan sekitar tempat dimana kita akan beristirahat ataupun mendirikan tenda untuk bermalam. Jangan beristirahat atau mendirikan tenda di dekat pohon besar yang nampak tua dan lapuk, dan jauhi juga tebing-tebing yang bebatuannya nampak tidak kokoh dan mudah lepas.

2. Serangan Hipotermia

Pernah dengar berita kematian seorang pendaki muda bernama Shizuko Rizmadhani di Gunung Gede-Pangrango? Ia meninggal dunia karena serangan Hipotermia.

Beberapa pendaki kerap menyepelekan serangan hipotermia ini, padahal korban yang tewas karena hipotermia sudah cukup banyak jumlahnya. Atau parahnya, ada saja pendaki yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hipotermia. Hal ini berbahaya. Kita tak bisa mengantisipasi ketika gejala-gejala hipotermia ini muncul.

Salah satunya jika penderita mulai mengigau dan berbicara melantur. Bagi yang tak paham, teman-temannya malah sering menganggap temannya kesurupan. Padahal itu merupakan salah satu gejala hipotermia. 

Penanganan korban kemudian menjadi terlambat hingga akhirnya harus meninggal dunia.
Berkaca dari kisah-kisah menyedihkan yang sudah sering terjadi, alangkah baiknya mulai sekarang kita perlu tahu apa itu hipotermia, apa saja penyebabnya, seperti apa gejalanya, dan bagaimana langkah penanganannya, agar tak ada lagi kejadian serupa yang menewaskan pendaki lainnya.

3. Terpeleset atau Jatuh

Untuk yang ini, kisahnya nyatanya bisa kamu cari di google tentang pendaki yang jatuh ke kawah Gunung Merapi beberapa waktu lalu, atau pendaki yang tewas karena jatuh dari puncak Gunung Batu di Bekasi.

Kecelakaan seperti ini tentunya tak perlu terjadi jika para pendaki lebih mengutamakan keselamatannya dibanding beberapa hal lain yang sebenarnya tak begitu penting.  Jangan terlalu berlebihan hanya untuk sekadar berfoto. 

Taatilah segala aturan yang dibuat pihak yang berwenang, karena aturan tersebut dibuat untuk keselamatan kita para pendaki. Mendaki gunung itu bukan untuk gaya-gayaan, bukan juga untuk menunjukkan seberapa hebat diri kita. Tak ada yang lebih penting dibanding bisa kembali pulang dengan selamat.

4.Obsesi Menggapai Puncak

Hampir semua pendaki gunung pasti punya tujuan yang sama dalam setiap pendakian, yakni menggapai puncak tertinggi. Namun kadangkala tujuan ini bisa sangat mencelakakan jika tidak disikapi dengan bijaksana.

Pada sebagian orang, pikiran untuk menggapai puncak telah menjerumus menjadi obsesi yang wajib untuk dipenuhi, dan inilah yang bisa menjadi hal yang sangat berbahaya. Jika sudah terobsesi seperti itu, pengambilan keputusan secara rasional bakal sulit dilakukan, resiko bahaya kadangkala diabaikan, karena pikiran yang hanya fokus pada pencapaian target, hingga akhirnya bisa menimbulkan kecelakaan yang tak diharapkan.

Cobalah untuk meredam obsesi seperti itu dengan menetapkan batas bagi diri sendiri maupun anggota kelompok, jika telah mencapai batas tersebut, jangan memaksakan diri demi menghindari resiko-resiko bahaya yang mungkin terjadi. Utamakanlah keselamatan, karena seperti yang sudah banyak dibahas, jika pendakian gunung itu tak hanya sekadar menggapai puncak.

Itulah beberapa resiko bahaya yang sering diabaikan para pendaki gunung, jika ada resiko bahaya lain yang belum tercantum dalam tulisan ini, silakan anda tambahkan di kolom komentar.

Semoga bermanfaat.
Salam lestari!

Comments

Popular posts from this blog

Larangan Saat Mendaki Gunung

Larangan saat Mendaki Gunung – “Leave nothing but footprints, take nothing but picture, and kill nothing but time“. Pernah dengar pepatah itu? Bagi kamu yang anak pecinta alam, atau yang udah sering mendaki, pasti tahu lah kalimat yang sering dijadikan aturan tak tertulis para penggiat alam bebas di seluruh dunia tersebut. Kalo diartikan ke bahasa Indonesia kurang lebih begini lah, jangan tinggalkan apapun kecuali jejak, jangan mengambil apapun kecuali gambar/foto, dan jangan membunuh apapun kecuali waktu. Ya kalimat itu berisi larangan-larangan yang harus kita terapkan saat berkegiatan di alam bebas, tak terkecuali mendaki gunung.

Annapurna Basecamp Series: Drama Pertama Menuju Tanah Dewa-Dewa Himalaya

"Gengs. Whatever it takes, mau kalian jadi atau gak, gua akan berangkat sendiri." "Wah, lu gila bang!" *** Semua berawal dari kegalauan. Oh, well, i should admit it.  Setelah sebuah kejadian life-changing-moment besar di pertengahan tahun lalu, kehidupan gua yang damai bak diserang negara api. Sayangnya gua bukan avatar, hingga membuatnya berantakan hanya dalam waktu satu bulan. Karena gua termasuk orang yang menjadikan kegalauan sebagai alasan buat naik gunung, so, yang langsung dipikirin adalah i need to go up there supersoon. Wherever. Whenever. Sejak saat itu gue bepergian tanpa kenal lelah setiap bulan, kayak ke Gunung Agung, Gunung Batur, Gunung Gede (lagi), curug sana-sini, pokoknya sejauh kaki gua mampu melangkah. Sejauh duit gua mampu membayar. Yakali minta dibayarin Raja Arab! Good thing, Di setiap perjalanan, gua menemukan satu per satu alasan untuk mengakhiri keterpurukan gua. Sahabat-sahabat baru yang bacot, tr

Tempat Wisata Di Jogja

Tempat Wisata Di Jogja – Ini dia daftar tempat wisata di Jogja terbaru yang paling bagus dan hits. Dari mulai wisata alam, pantai, kuliner enak, waterpark, wahana bermain anak, hingga tempat nongkrong ada semua disini. Beberapa diantaranya merupakan objek wisata baru yang jarang dikunjungi atau belum terjamah. Bahasa “kerennya” masih virgin atau perawan.