Buat anak gunung, ada kisah nyata mistis di salah satu pegunungan di Indonesia.
Jadi gini ceritanya…
Kejadian ini menimpa salah satu pendaki di Gunung Merbabu yang ada di Jawa Tengah. Seorang pendaki, sebutlah Budi, berangkat bersama enam orang teman lainnya. Budi sudah cukup sering mendaki gunung ini, sehingga sudah cukup mengenal beberapa medan pendakian.
Budi memulai pendakian menggunakan jalur Kopeng Thekelan, karena sudah biasa mendengar kejadian-kejadian mistis di pegunungan itu. Dia memilih jalur tersebut, dan harus menghormati tempat yang akan dilewati.
Sebagai ‘tamu’ yang hendak mampir ke gunung penuh kisah mistis tersebut, sudah sewajarnya bersikap sopan dan tidak lancang. Tidak membuang sampah sembarangan, tidak mengucap kata-kata kotor, atau sumpah serapah dan sejenisnya.
Saat itu, di dekat Pos 1, Budi hendak mengambil foto-foto. Namun entah mengapa, gerakan Budi jadi lambat dan menjauh dari rombongan teman-temannya. Setelah beberapa saat mengambil foto, Budi baru sadar bahwa dirinya sudah ditinggal cukup jauh dari temannya.
Saat itu posisinya ada di Pereng Putih. Dengan bergegas, Budi beranjak mengejar teman-temannya. Namun tak lama kemudian, di tengah jalan Budi bertemu seorang gadis yang menggunakan atribut lengkap Pecinta Alam seorang diri. Karena sama-sama sendirian dan anak tersebut berasal dari Pecinta Alam, mereka pun saling berkenalan.
Kebetulan, gadis tersebut juga terpisah dari rombongan. Mereka pun melanjutkan perjalanan bersama-sama sambil mengobrol. Nah, mulailah terjadi beberapa keanehan. Walaupun sudah berjalan selama empat jam, sepertinya belum juga mencapai posisi pos seperti biasanya. Padahal, sebelumnya Budi sudah empat kali melalui Jalur Tekhelan ini.
Akhirnya mereka memutuskan menuju camp untuk beristirahat. Budi tidur di luar tenda menggunakan sleeping bag, sementara si gadis misterius tersebut tidur di dalam tenda. Saat Subuh, sang gadis membangunkan Budi untuk memberi tahu dia hendak melanjutkan perjalanannya lagi, sekaligus pamitan.
Karena masih ngantuk, Budi pun mengiyakan dan melanjutkan tidurnya di sleeping bag. Barulah pada jam 8 pagi ketika terbangun, Budi kaget. Ternyata posisinya berada di pinggir tebing (posisinya terletak 200 meter selatan dari Watugubuk). Namun Budi tak peduli dan bergegas membereskan tenda, kemudian melanjutkan perjalanannya.
Pada saat membereskan tenda, Budi tersadar bahwa lima meter dari posisinya, ada barang milik sang gadis misterius. Ia pikir, mungkin bawaannya ketinggalan. Budi pun mengambil barang tersebut, dengan harapan bisa bertemu di puncak dan mengembalikannya.
Akhirnya Budi sampai ke puncak dan bertemu dengan rombongan teman-temannya. Ketika Budi menanyakan pendaki cewek ke teman-temannya, tidak ada satupun yang paham. Soalnya, sejak pagi tidak ada orang lain yang tiba di puncak selain mereka. Budi berpikir mungkin sang cewek menyerah dan langsung turun.
Karena tidak bisa mengembalikan barang berupa tas milik si gadis, akhirnya Budi memutuskan untuk mengembalikannya ke alamat ibu gadis itu. Kebetulan ada alamat rumah pada tas tersebut, yang menyatakan alamatnya di Yogyakarta.
Dengan sedikit perjuangan, Budi berhasil menemukan alamat rumah sang Ibu. Dia pun menyampaikan tujuannya untuk mengembalikan tas. Tetapi anehnya, sang Ibu malah menangis dan mengajak Budi ke halaman belakang. Budi pun terkejut.
Di belakang rumah, berdiri sebuah nisan. Dan nisan itu tertera nama si gadis. Ternyata, gadis itu hilang di Gunung Merbabu dan tidak pernah ditemukan jasadnya. Kejadian si penutur terjadi pada November 2012, sedangkan si gadis itu hilang pada 2009.
Pesan buat anak gunung nih pastikan untuk selalu menjaga sikap dan kata-kata ya. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi.
Oleh : Randi Aditya
Comments
Post a Comment